
Hasil Grand Final PLN Mobile Proliga 2025: LaVani Kena Remontada, Bhayangkara Presisi Juara!
Pertandingan puncak Grand Final PLN Mobile Proliga 2025 berlangsung dramatis dan penuh kejutan. Dalam laga yang digelar di GOR Among Rogo, Yogyakarta, Minggu (13/5/2025), tim voli putra Bhayangkara Presisi Jakarta berhasil keluar sebagai juara baru usai membalikkan keadaan dari ketertinggalan melawan Jakarta LaVani Allo Bank Electric.
Dengan skor akhir 3-2 (22-25, 20-25, 25-21, 25-23, 15-12), Bhayangkara mencetak kemenangan yang dikenang sebagai remontada legendaris—istilah yang populer untuk menggambarkan kebangkitan setelah tertinggal jauh. Ini sekaligus menjadi gelar pertama Bhayangkara Presisi dalam sejarah keikutsertaan mereka di Proliga.

LaVani Unggul di Awal, Bhayangkara Balikkan Keadaan
Pertandingan dimulai dengan tempo cepat. LaVani, yang merupakan juara bertahan, tampil percaya diri dan dominan di dua set pertama. Dipimpin oleh Dio Zulfikri sebagai setter dan Farhan Halim di lini serang, LaVani berhasil merepotkan pertahanan Bhayangkara yang terlihat belum panas.
Set pertama berakhir dengan skor 25-22 untuk LaVani. Dalam set kedua, serangan LaVani semakin terorganisir. Dengan blok yang solid dan variasi serangan cepat dari tengah, mereka menutup set kedua dengan keunggulan 25-20. Skor 2-0 membuat banyak penonton menduga laga akan berakhir cepat.
Namun, segalanya berubah drastis mulai set ketiga.
Kebangkitan Bhayangkara: Momentum yang Tak Terbendung
Setelah tertinggal dua set, Bhayangkara Presisi menunjukkan mental juara yang luar biasa. Pelatih Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sulistyo, membuat sejumlah pergantian strategis, termasuk memasukkan Yuda Mardiansyah dan mengubah pola serve menjadi lebih agresif.
Set ketiga jadi titik balik. Bhayangkara mulai menemukan ritme, dengan Javier González, pemain asing asal Kuba, tampil dominan di depan net. Ia mencetak beberapa spike keras dan blok penting yang membuat LaVani goyah.
Set ketiga berakhir 25-21 untuk Bhayangkara. Di set keempat, suasana menjadi semakin panas. Kedua tim bermain dalam tekanan tinggi. Bhayangkara unggul tipis 25-23, memaksa pertandingan dilanjutkan ke set kelima penentuan.
Set Penentuan: Duel Mental dan Fisik
Di set kelima yang hanya berlangsung 15 poin, Bhayangkara dan LaVani saling kejar skor. Penampilan luar biasa ditunjukkan oleh libero Bhayangkara, Ibnu Hajar, yang menyelamatkan beberapa bola sulit dan menjadi tembok pertahanan hidup.
Honda Slot LaVani sempat unggul 8-6 saat pergantian lapangan, namun Bhayangkara bangkit dan menyusul hingga menyamakan skor 10-10. Setelah itu, spike keras dari González dan error dari blok LaVani membuat Bhayangkara unggul 13-11.
Satu spike penutup dari González dan block dari Agus Salim menyegel kemenangan Bhayangkara 15-12, disambut sorak sorai ribuan penonton di arena.
Statistik Pertandingan
Berikut beberapa statistik kunci dari pertandingan final:
Kategori | LaVani | Bhayangkara |
---|---|---|
Spike Point | 58 | 62 |
Block Point | 10 | 14 |
Serve Ace | 3 | 6 |
Error | 21 | 19 |
Top Scorer | Farhan Halim (20) | Javier González (26) |
Statistik ini menunjukkan keunggulan Bhayangkara di lini depan, terutama dalam hal block dan spike di saat-saat kritis.
Reaksi Pelatih dan Pemain
Pelatih Bhayangkara, AKBP Sulistyo, dalam wawancara usai laga menyebut kemenangan ini sebagai buah kerja keras dan disiplin tinggi para pemain.
“Kami tidak pernah menyerah. Dua set awal memang berat, tapi kami tahu final bukan soal siapa yang cepat unggul, tapi siapa yang bisa bertahan sampai akhir.”
Sementara itu, González menyampaikan rasa bangganya bisa membantu tim barunya meraih gelar juara.
“Saya merasa seperti keluarga di Bhayangkara. Ini kemenangan untuk seluruh tim, seluruh Indonesia!”
Di sisi lain, pelatih LaVani, Asisten Pelatih Harry Ibnu, mengakui timnya kehilangan fokus di tengah laga.
“Kami kehilangan momentum di set ketiga. Saat Bhayangkara bangkit, kami terlambat merespons. Tapi ini pelajaran berharga.”
Bhayangkara Ukir Sejarah, LaVani Gagal Hat-trick
Kemenangan Bhayangkara membuat mereka menorehkan sejarah sebagai tim yang meraih gelar juara Proliga untuk pertama kalinya, setelah debut yang mengesankan sejak bergabung tahun 2022.
Sebaliknya, kekalahan ini membuat LaVani gagal mencetak hat-trick setelah menjuarai Proliga dua tahun berturut-turut (2023 dan 2024). Mereka masih menjadi tim kuat, namun kali ini harus puas sebagai runner-up.
Dukungan dan Antusiasme Suporter
Grand Final ini dipenuhi oleh ribuan suporter dari kedua tim yang datang langsung ke GOR Among Rogo.
Suasana meriah terasa sejak awal pertandingan, dengan chant, bendera, dan atribut dari fans Bhayangkara dan LaVani memenuhi tribun.
Siaran langsung juga ditonton jutaan pemirsa melalui platform streaming dan TV nasional.
Tagar #Proliga2025 dan #BhayangkaraJuara menjadi trending di media sosial sepanjang malam.
Evaluasi dan Harapan Musim Mendatang
Proliga 2025 dinilai sebagai salah satu musim terbaik dalam sejarah penyelenggaraan liga voli nasional. Persaingan yang ketat, munculnya bintang-bintang baru, dan meningkatnya kualitas siaran menjadi sorotan positif.
Ke depan, banyak pihak berharap agar:
-
Kualitas liga terus meningkat dengan perekrutan pemain asing berkualitas
-
Peningkatan fasilitas dan venue pertandingan di berbagai kota
-
Dukungan sponsor dan pemerintah untuk memajukan olahraga bola voli
Kesimpulan: Bhayangkara Juara dengan Semangat Juang Tinggi
Laga final antara Bhayangkara Presisi Jakarta vs Jakarta LaVani membuktikan bahwa
mental juara dan semangat pantang menyerah adalah kunci kemenangan.
Baca juga:Scudetto Serie A Milik Napoli atau Inter Milan?
Meski tertinggal 0-2, Bhayangkara membalikkan keadaan dan menutup pertandingan dengan penuh percaya diri.
Bukan hanya kemenangan, tapi pertandingan ini menjadi simbol bahwa olahraga Indonesia sedang menuju era baru, di mana profesionalisme, determinasi, dan dukungan suporter menjadi pilar utama.
Selamat untuk Bhayangkara Presisi Jakarta — juara Proliga 2025!